Welcome in here,, Charsivanatic

Welcome in here, Official Blog Charsiva.

Silahkan berkunjung, dan selamat membaca semua tentang kami disini. Semoga kalian semua merasa nyaman.

Senin, 20 Februari 2012

Untukmu Sahabat

Apa arti sebuah kematian, sahabat. Mungkin ia adalah ujung akhir dari kehidupan ini. Ataukah juga awal dari kehidupan yang lain. Kata itu ada, untuk mendefinisikan sebuah ketiadaan. Semakin mencoba tahu, justru semakin membuat kami termangu. Semakin merengkuh untuk memahami, semakin terjauh saja kami untuk bisa mengerti isi dan maknanya. Alam kematian di luar jangkauan. Cukuplah saja "setidaknya bagi kami", bahwa kematian itu adalah lawan sekaligus pasangan dari kehidupan ini. 

Beberapa bulan terakhir kabar kematian bertubi-tubi datang, bak cendawan di musim hujan. Entah itu kabar duka dari teman lama atau teman kerja, saudara kandung atau saudara ipar, guru-guru kita, atau juga berita kematian tragis para selebritis. Ternyata di balik kabar duka itu kadang Tuhan menyelipkan suatu anugerah dan pengingat. Kematian itu semakin terasa saja kian dekat dengan urat, walau kadang cuma sesaat.

Sahabatku, Novan. Kematian memang suatu hal yang lazim. Tapi ditinggal pergi untuk selamanya olehmu adalah duka yang tidak biasa. Kenyataan yang harus diterima, tetapi sulit kami mempercayainya. Bagaimanapun juga kehadiranmu sudah seperti udara. Selalu ada. Senantiasa tersedia di manapun kami berada. Selalu mengikuti kemanapun kami pergi. kasih sayangmu dalam kehidupan kami tak akan putus hanya karna perpisahan ini. Ketiadaamu tentu membuat kami sesak dan terisak. Ruang terasa seperti hampa udara. Alam mendung. Dunia berkabung.

Kami sungguh berduka, tapi sungguh bingung bagaimana memilih kata yang tepat untuk mengungkapkannya. Mengenai ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi keadaan ini serasa tak ada guna kami untuk beringat pesan. Sejak sama-sama sekolah dulu kami tahu kau bahkan jauh lebih tabah dan sabar dari kami. Dari saudara-saudaramu di keluargamu, sebagai anak kedua, kau seorang yang penyabar. Ditinggalkan orang sepertimu sungguh pukulan telak untuk kami. Tapi ada satu hal yang pernah kudengar dan kuyakini keniscayaannya kini, Sahabat. Tiadalah Tuhan memberi jalan mendaki, kecuali bahwa untuk membuat hambanya naik ke tempat yang lebih tinggi; tiadalah Dia memberi beban berat, kecuali untuk membuat hambanya menjadi lebih kuat. 

Sesekali  kami bertemu dengan adikmu. Kulihat wajahnya sangat mirip denganmu. kau memang telah tiada. Meninggalkan kami untuk selamanya. Tapi seperti pohon pisang yang sudah tua, di pucuk pohonnya kini telah keluar tandan buah pisang yang manis, di pangkal bonggolnya juga telah bermunculan anak-anak pohon pisang yang baru. Saya percaya anak-anak pisang itu pun seperti induknya yang akan senantiasa menebar manfaat.

Apa arti sebuah kematian, sahabat? Mungkin akhir dari suatu kefanaan, juga awal dari sebuah keabadian.

Teriring do'a dan belasungkawa dari kami, Untukmu Sahabat "Novan Syaputra" 

Palembang, 31 Januari 2012